KONFIGURASI WIRELESS INTERFACE MIKROTIK ROUTERBOARD
PENULIS: Mochamat Taufik Hidayatulloh
1) KONSEP DASAR JARINGAN TANPA KABEL / WIRELESS
Jaringan wireless atau jaringan nirkabel adalah sekumpulan komputer / client / host yang saling terhubung antara satu dengan yang lainnya dengan menggunakan media transmisi tanpa kabel seperti gelombang radio, gelombang mikro, atau cahaya infrared.
IEEE 802.11
IEEE 802.11 adalah standar yang dibuat pada tahun 1997. WiFi dengan standar ini mendukung kecepatan maksimum sampai 54 megabit per detik (Mbps). Saat blog ini dirilis standar ini sudah tidak digunakan dan tidak lagi mendukung perangkat yang ada saat ini.
IEEE 802.11a
IEEE 802.11a adalah penerus dari 802.11 yang dibuat pada tahun 1999 berjalan pada pita frekuensi 5 GHz dan 2.4 GHz. Kecepatan yang di tawarkan masih pada maksimum 54 Mbps. Namun standar ini masih memiliki sedikit kekurangan, yaitu pada frekuensi 5 GHz jangkauannya WiFi sering kurang optimal karena kesulitan menangani objek yang menghalangi jalur sinyal.
IEEE 802.11b
Standar WiFi ini juga dibuat pada tahun 1999 dengan menggunakan pita frekuensi 2.4 GHz. Namun standar ini hanya menawarkan kecepatan maksimum 11 Mbps.
IEEE 802.11g
IEEE 802.11g dibuat pada tahun 2003 dan menggunakan pita frekuensi 2.4 GHz. Meski memakai pita frekuensi tersebut, standar WiFi ini mampu menunjang kecepatan data sampai 54 Mbps alih-alih hanya 11 Mbps seperti 802.11b.
IEEE 802.11n
IEEE 802.11n diperkenalkan pada tahun 2009 dan menggunakan pita frekuensi 2.4 GHz serta 5 Ghz. Standar wiFi ini juga mendukung penggunaan multi-channel, di mana setiap channelnya menawarkan kecepatan data maksimum 150 Mbps.
IEEE 802.11ac
IEEE 802.11ac merupakan standar WiFi yang banyak ditemukan saat ini. Standar ini dibuat pada tahun 2014 dengan kecepatan data maksimum hingga 1.300 Mbps. Standar 802.11ac juga mendukung MU-MIMO, yaitu saluran siaran WiFi tambahan untuk frekuensi 5 GHz dan dukungan lebih banyak antena untuk satu router
IEEE 802.11ax
IEEE 802.11ax merupakan standar WiFi yang dirilis pada 2019. Standar ini menetapkan WiFi yang menawarkan kecepatan data sampai 10 Gbps atau 30 - 40 persen lebih cepat dibanding 802.11ac. Selain itu, standar 802.11ax juga akan meningkatkan kapasitas jaringan, MU-MIMO yang ditingkatkan serta memungkinkan transfer data yang lebih simultan.
IEEE 802.11be
IEEE 802.11be konon akan menjadi standar WiFi selanjutnya setelah 802.11ax. Spesifikasi untuk standar WiFi ini sendiri belum sepenuhnya tuntas. Namun berdasarkan dokumen IEEE Xplore, IEEE 802.11be menjanjikan bandwidth dua kali lipat dengan kecepatan sampai 40 Gbps.
3) Mode Mode Wireless Interface Mikrotik
1. Mode Alignment Only
Biasa digunakan untuk membantu pada saat pointing dengan indikator beeper/buzzer pada RouterBoard. Contohnya, bisa ditambahkan sebuah script dimana pada saat mendapat sinyal bagus maka beeper akan berbunyi.
2. Mode Ap-Bridge
Mode ini menjadikan interface wireless sebagai access point dengan banyak client. Mode ini biasa digunakan untuk koneksi wireless PTMP (Point To Multipoint). Mode ini bisa dikombinasikan dengan setting Routing maupun Bridging. Untuk menggunakan mode ap-bridge ini routerboard minimal harus memiliki lisensi level 4.
3. Mode Bridge
Mode ini juga menfungsikan wireless mikrotik sebagai access point, akan tetapi hanay bisa menghandle/terkoneksi dengan 1 client, cocok untuk koneksi wireless PTP (Point To Point). Untuk menggunakan mode ini, routerboard cukup memiliki lisensi level 3. Misalnya produk SXT-5HnD, yang memiliki lisensi level 3. Kita bisa membuat koneksi point-to-point dengan 2 buah SXT-5HnD. Mode ini juga bisa dikombinasikan dengan setting Routing maupun Bridging.
4. Mode Station
Mode Station, untuk memfungsikan wireless sebagai wireless client pada topologi PTP maupun PTMP. Mode station ini hanya bisa digunakan untuk membentuk jaringan yang sifatnya routing, bukan bridge network. Mode ini merupakan mode yg paling efisien jika pada sisi wireless client/station tidak membutuhkan bridging. Nah jika anda membutuhkan setting bridging, mode selanjutnya mungkin akan jadi alternatif yang menarik.
5. Mode Station-WDS
Mode Station-wds , untuk memfungsikan wireless sebagai client dari sebuah akses point yang mengaktifkan protocol WDS. Kekurangan dr protocol WDS sendiri adalah terjadinya penurunan throughput wireless hingga 50%. Perlu diketahui, WDS pada sebuah vendor belum tentu compatible dengan WDS dari vendor lain. Begitu juga dengan WDS pada Mikrotik.
6. Mode Station-Bridge
Selain menggunakan WDS, sebagai alternatif bisa juga menggunakan mode Station-bridge. Mode Station-bridge ini digunakan untuk memfungsikan wireless interface menjadi Client dan support untuk bridge network, akan tetapi mode Station-Bridge hanya compatible dengan perangkat Akses Point Mikrotik saja. Lantas bagaimana jika AP tidak menggunakan Mikrotik? Mode-mode berikutnya bisa menjadi solusi.
7. Mode Station-Pseudobridge
Merupakan pengembangan dari mode=station standard. Sama-sama menjadikan wireless sebagai Client, jika pada mode=station tidak support untuk bridging, pada mode Station-pseudobridge support untuk membangun bridge network. Dalam penggunaan mode ini terdapat konsekuensi, dimana untuk bridging layer-2 nya tidak bisa dilakukan secara penuh. Dalam artian mac address dari perangkat yang terkoneksi dibawah wireless client (PC end user) tidak terbaca pada sisi AP.
8. Mode Station-Pseudobridge-Clone
Mode Station-pseudobridge-clone ,sama dengan mode=station-pseudobridge dengan sedikit tambahan. Fitur tambahan yg ada pada mode=station-pseudobridge-clone adalah bisa melakukan cloning MAC Address. Umumnya pada sebuah link wireless, yg terbaca pada sisi AP adalah MAC-Address dari interface wireless client. Tetapi jika menggunakan station pseudobridge-clone, yg terbaca adalah MAC Address dari perangkat yg terhubung ke Station (end-user). Secara default,yg terbaca adalah MAC-Address pada frame header yang pertama diteruskan, bisa diubah pada “station-bridge-clone-mac”. Kedua mode station tersebut compatible dengan perangkat akses point Mikrotik maupun yang bukan Mikrotik. Selain mode AP dan Client wireless yang kita bahas sebelumnya, ada juga mode wireless Mikrotik yang berfungsi khusus, seperti mode selanjutnya ini :
9. Mode WDS Slave
Mode ini memfungsikan wireless kita sebagai repeater. Wireless bisa berfungsi sebagai station dari AP yang lain sekaligus berfungsi sebagai akses point untuk perangkat wireless lainnya. Mode WDS Slave juga bisa digunakan untuk membangun bridge maupun routing network.
10. Mode Nstreme-Dual-Slave
Mode wireless yang digunakan untuk mengaktifkan wireless full duplex. Mode ini merupakan wireless proprietary Mikrotik yg bisa menjadikan link wireless anda menjadi full duplex. Mode ini membutuhkan 2 wireless card dan 2 antenna pada masing-masing wireless router Mikrotik.
4) TOPOLOGI
5)Konfigurasi Dan Pengujian Wireless Interface Mikrotik Routerboard
TOPOLOGI KE 1
Alat/Bahan :
a. RouterBoard Mikrotik 1 unit
b. Kabel UTP 1 unit
c. Smartphone 1 unit
Ubah hostnet sesuai nama lengkap dan jangan disingkat
Dapatkan IP dari ISP
Konfigurasi DNS Server
Konfigurasi NAT
Konfigurasi Wireless Interface
Konfigurasi IP Wireless Interface
Aktifkan DHCP Server ada Wireless Interface
Hubungkan AP dengan Smartphone lalu periksa apakah IP sudah diberikan pada DHCP leases
TOPOLOGI KE 2
Alat/Bahan :
a. RouterBoard Mikrotik 2 unit
b. Kabel UTP 1 unit
c. Komputer 1 unit
Konfigurasi hostname menggunakan nama lengkap
Dapatkan IP dari ISP
Konfigurasi DNS Server Konfigurasi NAT
Konfigurasi Wireless Interface
Konfigurasi IP Wireless Interface
Aktifkan DHCP Server ada Wireless Interface
Konfigurasi Hostname Router Ke 2
Scan AP yang sudah dibua sebelumnya.lalu pilih connect
cek pada wireless yang sudah terisi otomatis
dapatkan IP dari AP
Konfigurasi DNS Server
Konfigurasi NAT
Konfigurasi IP ether1 yang terhubung PC
Aktifkan DHCP server ether1
pastikan PC mendapatkan IP otomatis
pastikan IP sudah Diberikan ke PC
uji mengunakan PING dan tracert
TOPOLOGI KE 3
Alat/Bahan :
a. Smartphone 1 unit
b. RouterBoard Mikrotik 1 unit
c. Kabel UTP 1 unit
d. Smartphone 1 unit
Konfigurasi AP pada HP terlebih dahulu
Setelah itu konfigurasi hostname sesuai nama lengkap
Scan AP dari smartphone lalu pilih connect
dapatkan IP dari AP
konfigurasi DNS
konfigurasi NAT
Konfigurasi IP ether 1
aktifkan DHCP server
pastikan PC mendapatkan IP otomatis
pastikan IP sudaah diberikan ke PC
Uji koneksi menggunakan PING dan tracert
Komentar
Posting Komentar